Pada bulan Mei 21, Bank Dunia merilis laporan yang berjudul “Negara dan tren penetapan harga karbon 2024” , menunjukkan bahwa pendapatan harga karbon global tercapai $104 miliar masuk 2023, melanggar 100 tanda miliar untuk pertama kalinya.
Laporan itu ditemukan:Saat ini, ada 75 mekanisme penetapan harga karbon dalam operasi di seluruh dunia, dan semakin banyak negara berpenghasilan menengah sedang mempertimbangkan dan mengimplementasikan pajak karbon dan sistem perdagangan emisi. Di dalam 2023, mekanisme penyesuaian perbatasan karbon UE (CBAM) menjadi operasional, Inisiatif multilateral tentang emisi dari sektor penerbangan dan maritim membuat kemajuan, Dan negara-negara secara aktif mengeksplorasi bagaimana sektor non-tradisional seperti transportasi maritim dan pembuangan limbah dapat dimasukkan dalam sistem perdagangan karbon.
Instrumen penetapan harga karbon saja mencakup 24 persen emisi gas rumah kaca global, dan tidak lebih dari 30 persen bahkan jika mekanisme penetapan harga karbon saat ini sedang dipertimbangkan. Di dalam 2023, Tarif pajak karbon sedikit naik, tetapi perubahan harga dalam ETS dicampur, dengan harga jatuh 10 ETS, termasuk yang ada di UE, Selandia Baru dan Korea Selatan, dan tingkat harga karbon saat ini masih belum cukup untuk membantu memenuhi tujuan perjanjian Paris.
Di dalam 2023, Didorong oleh kenaikan harga karbon UE dan transfer bagian dari pendapatan sistem perdagangan emisi Jerman dari 2022 ke 2023, Pendapatan harga karbon global tercapai $104 miliar, melanggar 100 tanda miliar untuk pertama kalinya, sedikit peningkatan 2022. Sistem perdagangan emisi menyumbang sebagian besar pendapatan ini, dan lebih dari setengah pendapatan digunakan untuk membiayai iklim – dan proyek terkait alam.
Semakin banyak negara secara bersamaan menggunakan beberapa alat penetapan harga karbon untuk memperluas cakupan gas rumah kaca atau meningkatkan tingkat harga karbon. Pemerintah terus mengizinkan industri fisik yang diatur menggunakan kredit karbon untuk mengimbangi gas rumah kaca yang belum dikembalikan, Tingkatkan fleksibilitas, mengurangi biaya kepatuhan, dan memandu perluasan pasar karbon ke sektor yang tidak diatur melalui sinyal harga. Selain mengurangi emisi, Harga karbon juga merupakan alat fiskal.
Pemerintah, terutama negara-negara berpenghasilan menengah, mengintegrasikan kerangka kerja kredit karbon ke dalam portofolio kebijakan mereka untuk mendukung kepatuhan dan pasar sukarela, di mana permintaan kepatuhan terus meningkat dan permintaan untuk kredit karbon sukarela tetap dominan. Di dalam 2023, Jumlah kredit karbon yang dikeluarkan terus menurun, Jumlah kredit pensiunan tetap jauh lebih rendah dari jumlah kredit yang diterbitkan, Harga kredit perdagangan di sebagian besar kategori proyek telah menurun kecuali untuk proyek penghapusan karbon, Harga perdagangan yang dijual bebas lebih fleksibel, dan kredit karbon diperdagangkan dengan premi.
Integritas keseluruhan kredit karbon tetap menjadi bidang utama yang menjadi perhatian pasar. Di sisi penawaran, Dewan Integritas untuk Pasar Karbon Sukarela telah membentuk tolok ukur kredit karbon integritas tinggi, dan kredit karbon yang disetujui pertama diharapkan akan dikeluarkan 2024. Di sisi permintaan, Semua pihak berkomitmen untuk mengurangi emisi rantai nilai dan membuka kunci potensi kredit karbon untuk mengatasi emisi yang tersisa. Meskipun ada kemunduran dan penundaan, pengembangan dan implementasi artikel 6 Perjanjian Paris berlanjut.
Referensi: Pusat Informasi Penelitian Perubahan Global
Wechat wechat
+8613838093177
